Organisasi
Riset Pemasaran
Bentuk organisasi riset pemasaran sangat
tergantung pada ukuran dan struktur organisasional masing-masing perusahaan.
Pada perusahaan yang kecil, di mana satu orang seringkali menangani semua tugas
riset perusahaan, hanya terdapat sedikit masalah yang bersifat organisasional
selain dan menentukan kepada siapa direktur riset harus melapor. Di sini yang
paling sering terjadi adalah direktur riset melapor kepada manajer penjualan
atau pemasaran, walaupun beberapa manajer riset pemasaran melapor
langsung ke presiden direktur atau wakil direktur eksekutif. Walaupun unit
riset yang lebih besar dapat mengambil berbagai bentuk organisasional, namun
ada tiga jenis yang umum, yaitu:
1.
Organisasi menurut wilayah aplikasi, seperti menurut lini produk, merek, segmen
pasar, atau wilayah geografis.
2. Organisasi menurut fungsi pemasaran yang dilaksanakan, seperti analisis penjualan lapangan, riset iklan, atau perencanaan produk.
3. Organisasi menurut teknik atau pendekatan riset, seperti analisis penjualan, analisis matematika dan/atau statistik, wawancara lapangan, atau analisis penjualan, analisis matematika.
2. Organisasi menurut fungsi pemasaran yang dilaksanakan, seperti analisis penjualan lapangan, riset iklan, atau perencanaan produk.
3. Organisasi menurut teknik atau pendekatan riset, seperti analisis penjualan, analisis matematika dan/atau statistik, wawancara lapangan, atau analisis penjualan, analisis matematika.
Banyak perusahaan yang memiliki departemen
riset pemasaran yang sangat besar mengkombinasikan dua atau lebih struktur
organisasional tersebut. Struktur perusahaan, apakah tersentralisasi atau terdesentralisasi,
juga sangat mempengaruhi fungsi organisasi riset pemasaran. Jika perusahaan
adalah terdesentralisasi di mana wewenang dan pengambilan keputusan tersebar
pada banyak pihak, maka masing-masing divisi atau unit operasi dapat mempunyai
departemen riset pemasaran sendiri, atau satu departemen di kantor pusat dapat
melayani semua divisi operasi, atau departemen riset mungkin dibentuk di kedua
tingkatan itu. Keunggulan utama dari penempatan departemen riset pada tingkat
korporasi (corporate-level location) adalah lebih luasnya koordinasi dan
pengendalian terhadap aktivitas riset perusahaan, meningkatnya kemampuan dari
perspektif sistem informasi, dan semakin besarnya peran manajemen korporasi
dalam perencanaan.
Sedangkan keunggulan utama dari penempatan
departemen riset pada tingkat divisi (division or group-level location) adalah
memungkinkan personel riset untuk mendapatkan pengetahuan yang berharga mengenai
pasar, produk, praktik, dan masalah masing-masing divisi. Meskipun seringkali
ada pergeseran antara struktur korporasi dan struktur divisi, namun dewasa ini
penekanannya ditujukan pada struktur campuran untuk mendapatkan semua
keunggulan dari masing-masing struktur.
Sebagai contoh, Kodak telah menggabungkan
fungsi riset pemasaran tersentralisasi/terdesentralisasi. Staf riset dalam
semua divisi bekerja secara langsung dengan manajer unit bisnis tersebut.
Kelompok riset yang tersentralisasi bertanggung jawab untuk menjaga
kesinambungan tren industri dan perubahan teknologi, karena perubahan di sini
dapat mempengaruhi sejumlah unit bisnis. Para periset yang ditugaskan untuk
melakukan riset pemasaran korporasi juga bertanggung jawab atas analisis
kompetitif dalam rangka menjamin pandangan yang paling objektif. Akhimya, mereka
bertindak sebagai pusat pengendali kualitas (quality control center) bagi
aktivitas riset terdesentralisasi, sehingga proyek yang diajukan oleh divisi
itu harus ditinjau terlebih dahulu untuk melihat apakah perlu dilakukan
perubahan metode. Salah satu keuntungan dari tinjauan ini adalah bahwa hal itu
mengembang kan memori institusional berupa cara yang lebih baik untuk melakukan
tugas khusus.
Perusahaan Jepang lebih condong memandang
riset sebagai fungsi “lini” yang dilaksanakan oleh semua pihak yang terlibat
dalam proses pengambilan keputusan dan bukan sebagai fungsi “staf” yang
dilaksanakan oleh periset pemasaran profesional. Mereka yang terlibat dalam tim
pengambilan keputusan dapat berperan dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan
informasi. Sebagai contoh, Sony melakukan riset pemasaran yang ekstensif dalam
mengembangkan sistem “professional still-video” “Pro Mavica”—yang tidak seperti
kamera konvensional 35 mm—yang mampu merekam gambar dalam disket berukuran 2
inci. Riset ini melibatkan survei melalui surat (mail survey), wawancara
pribadi dan melalui telepon, serta pengujian langsung di tempat pada saat
pengembangannya untuk memperoleh tanggapan pemalcai terhadap produk tersebut.
Aspek yang unik adalah bahwa satuan tugas (task force) Pro Mavica mencakup
insinyur dan representatif penjualan/pemasaran dari Sony’s Medical Systems dan
Broadcast Unit. Di camping bekerja sama dengan rekan sejawat staf pemasaran
mereka, para insinyur Sony juga mendapatkan informasi dari wawancara dengan
calon pelanggan; di mana komentar mereka kemudian diakomodasi dalam modifikasi
produk.”
Oleh karena itu, organisasi riset
pemasaran tergantung pada kepentingan relatif dari fungsi tersebut dalam
perusahaan dan pada skala serta kompleksitas aktivitas riset yang akan
dilaksanakan. Lebih lanjut, bentuk organisasional dapat berubah dari waktu ke
waktu, yang seringkali didorong oleh perubahan dalam perusahaan. Sejalan dengan
perubahan ukuran perusahaan dan posisi pasar, penekanan dan organisasi riset
pemasaran juga harus berubah, sehingga dapat terus menyesuaikan diri dengan
kebutuhan perusahaan akan informasi.
Salah satu perubahan penting yang telah
terjadi dalam Set pemasaran selama tahun-tahun terakhir adalah transisi dari
perspektif yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah khusus (specific
problem perspective) menjadi perspektif yang bertujuan untuk memperoleh
intelijen pemasaran secara menyeluruh (total marketing intelligence
perspective). Perspektif ini biasanya disebut sebagai sistem informasi
pemasaran (marketing information system = MIS) atau sistem pendukung keputusan
(decision support system = DSS). Penekanan yang berlaku dalam sistem ini adalah
mendiagnosis kebutuhan informasi dari masing-masing pengambil keputusan di
bidang pemasaran, sehingga mereka dapat memiliki informasi yang dibutuhkan
untuk membuat berbagai keputusan.
Pustaka : bentuk organisasi riset pemasaran
Dasar-dasar
Riset Pemasaran. Edisi 4, jilid 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar